Puisi -Puisi STEPAHUS ERMAN BALA
Biasa dipanggil Steve, demikian nama pendek Stephanus Erman Bala. Dosen Bahasa Indonesia di sebuah PTS ini kini banyak mengajar bahasa bagi penutur asing. Berorganisasi dan mengutak-atik makna kata, dan mengajar membuat Steve selalu bergairah. “Dulu, pas kuliah bahasa Arab, paling demenduduk di sebelahYahya A.S. Kalau di museum, baca naskah Melayugundul, nunggu doi nongol dulu, baru lancar.”
Pasir Bibir Air
Panjang sudah telapak menyisa di pesisir
Memantulkan kerapuhan rupa di atas pasir
tak bisa aku bicara kalau bukan aku yang mengukir
dalam tingkah riak bahagia dan gelombang penuh getir
sambil menikmati sekian kata yang penuh sindir
lengkap dengan wajah-wajah yang tak henti nyiyir
Terkadang kelokan tapak menepi melangkah mampir
Seakan hendak berhenti dan menyapa ayunan terakhir
Tak boleh aku berlama, demikian benak berpikir
Walau pada lelah tak mungkin aku mungkir
Pasir bibir air menyisir getir mengukir akhir
Saat Ulang Tahun
Saat-saat ulang tahun adalah saat-saat ngobrol
Ngalor ngidul dengan Sang Pencipta segala soal hidup, penghidupan atau kehidupan
Tetapi, ini bukan seperti acara tanya jawab atau talk show
Dia tak suka yang seperti begitu, itu cerewet mungkin
Pagi tadi aku tanya kenapa Dia beri aku tambahan satu tahun lagi
Hening, hanya air yang mengalir di bak mandi yang terdengar
Mungkin pemberian satu tahun itu ibarat air mengalir
Hidup harus terus mengalir melewati liku-liku dan terus menurun
Pagi tadi aku tanya ke mana aku harus menuju mencari penghidupan
Hening, terlihat semut di atas meja makan di dekatku seolah sibuk
Mereka berlarian kian kemarin mencari sisa makanan
Mungkin penghidupan itu ibarat semut mencari sisa-sisa makanan
Ke mana saja aku diperbolehkan menuju, panggilah teman jika bertemu
Lalu bawalah serta ke satu tujuan, searah seirama, ke rumah!
Pagi tadi aku tanya mengapa aku mulai merasa sakit di tubuhku
Hening, terlihat pohon pinang depan rumah mulai mengeropos
Mungkin terlalu banyak kena panas dan hujan, atau kurang makanan
Aku tak berani memastikan dalam kehidupan ini yang mana paling berperan
Tadi pagi aku tak mau bertanya lagi tentang semua, aku pun hening seheningnya
Hening dan makin hening, membawaku ke alam yang tak pernah kutahu
Kekosongan tanpa kehampaan, kesendirian tanpa kesepian, keentahan
Sebuah ulang tahun bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa!
Bawang
kulit halus lembutmu memancarkan kemerah-merahan
ketika tangan-tangan mencerabutmu dari akar dan tanah
jalan kehidupanmu saat itu menjadi semakin jelas
dalam panggangan matahari kelembutanmu dihabisi
helai demi helai kulitmu mengering dan mengelupas perlahan
menyeruakkan aromamu mengantar pedas keras memelas
seakan meneriakkan jeritan demi jeritan nurani dari balik kulit
tidakkah aku selayaknya menikmati hidup lebih lama lagi
ketika tangan-tangan dengan pisau tajam mengelupasmu
melepas helai demi helai sekujurmu yang masih tersisa
aromamu kian menyemarak memekikkan pedas meranggas
hidup hanyalah sebatas wajan kenikmatan manusia
pedasmu menjalar menembus pori-pori luka pisau sayatan
menyisakan tetesan air menikmati luka dan duka nestapa