Puisi -Puisi MEITTY RAMPEN
Meitty, begitu ia disapa. Pandai menari. Memiliki pengalaman sebagai editor sejumlah buku, termasuk buku Hartarto, seorang tokoh dan negarawan yang disegani. Meitty saat ini juga menjalankan bisnis yang memilki masa depan menggembirkan. Di kalangan Ikatan Sastra Indonesia angkatan 1979, Meitty selalu paling sibuk dalam setiap kegiatan IKSI 79.
Cerita Dalam Sebaris Kata
Malam sunyi ini
Hening tanpa bunyi
Bayang wajahmu perlahan memekat
Muncul dari puzzle yang terserak
Kucoba menata cerita dalam sebaris kata
Tersendat, terseok-seok
Akhirnya kembali memudar
dalam hening tanpa bunyi.
Melissa
Matamu berbinar-binar saat memandang
Dokter berbaju putih
Matamu berbinar-binar
Saat menggantungkan cita setinggi bintang
Matamu berbina-binar saat berbaju putih
Berlencana “dokter kecil” di dada
Matamu berbinar cemerlang saat
berkemeja putih. Berok hitam panjang
Matamu berbinar cemerlang saat
Berkebaya dan bertoga hitam
Matamu berbinar cemerlang saat berbaju
Putih, berlencana, “dokter muda” di dada
Binar matamu kadang meredup saat
Tekanan kerja mendera
Binar matamu kadang meredup
Menanti hasil kerja
Merdeka
Darah pahlawan menetes
Membasahi bumi
Ibu Pertiwi memerah
Bumi merekah merengkuh tubuh terluka
Jiwa kami vergolak. “Bersatu kita teguh”
Merdeka. Merdeka. Lugas terdengar
Merdeka. Rantai terurai
Merdeka. Belenggu terlepas
Merah putih berkibar anggun
Kini 68 tahun Indonesia merdeka
Ibu Pertiwi merintih
Meratap, mengerang
Tubuhnya penuh luka
Tangisnya tertahan, lelehan air matanya
Jatuh
Jatuh perlahan membasahi bumi
Persatuan terkoyak, terkotak-kotak
Bendera merah puti menjadi biru, kuning
Putih, merah, hijau
Kami rindu pekik “Merdeka” “Merdeka:”